Jumat, 20 September 2013

LAPORAN MIKROBIOLOGI ANALISA MIKROBIOLOGI DI INDUSTRI

                                                          LAPORAN MIKROBIOLOGI
                                   ANALISA MIKROBIOLOGI DI INDUSTRI







Oleh :
NAMA :
KELAS :
NIS :






KATA PENGANTAR

       Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang maha esa atas limpahan rahmat dan hidayahNya sehingga penulis mampu menyelesaikan Modul Pembelajaran Mata Diklat Mikrobiologi ini.
       Modul ini merupakan salah satu pedoman pembelajaran bagi siswa agar para siswa akan lebih memahami materi yang disampaikan oleh guru atau pembimbing.
Kebutuhan modul sangat penting bagi semua sekolah pada umumnya dan Sekolah Kejuruan pada khususnya, terutama yang terkait dengan aplikasi teori atau teknologi yang diberikan.
Secara garis besar mikrobiologi adalah suatu ilmu yang mempelajarai semua jenis mikroba, baik yang termasuk ke dalam golongan tumbuhan-tumbuhan maupun hewan, seperti bakteri, kapang, khamir, ganggang dan protozoa.
Pengertian secara modern adalah ilmu yang mempelajari tentang makhluk hidup yang diklasifikasikan sebagai golongan terendah dari tumbuh-tumbuhan, yaitu bakteri, kapang dan khamir. Dengan demikian mikrobiologi hasil pertanian adalah ilmu yang mempelajari tentang bakteri, kapang dan khamir yang mempunyai sifat merusak hasil pertanian, juga yang dapat digunakan di dalam pengolahan hasil pertanian.
Untuk tumbuh dan berkembangbiaknya mikroorganisme dibutuhkan nutrisi yang sesuai dengan sifat-sifat mikroorganisme dalam memanfaatkan nutrisi. Seperti halnya bakteri misalnya yang senang dengan bahan berprotein.
       Dalam modul ini akan dibahas bagaimana cara menangkap mikroorganisme dari alam, baik bakteri, kapang maupun khamir.
Berdasarkan asalnya mikroorganisme tersebar luas di alam ini, begitu pula medianya. Bakteri biasanya berada di air, tanah maupun bahan berprotein, kapang biasanya hinggap di kulit kayu atau bahan berkarbohidrat sedang khamir senang pada bahan yang bergula misal pada buah-buahan.
Penyusun menyadari bahwa modul ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penyusun harapkan.
Semoga modul ini bermanfaat dikemudian hari .
 


Temanggung, januari 2013
              Penyusun



BAB I. PENDAHULUAN

Latar Belakang
Pada suatu bahan pangan atau pengujian aspek lingkungan tentunya membutuhkan pendeteksian suatu mikroorganisme spesifik yang bersifat berbahaya. Tujuannya yaitu untuk mengetahui seberapa jumlahnya atau resiko yang mungkin ditimbulkan pada bahan pangan dan lingkungan. Namun banyak hambatan jika pengujian ini dilakukan, misalnya belum tentu terdapat metode yang sesuai untuk pengujiannya, jika dilakukan secara rutin maka biayanya akan sangat besar, membutuhkan waktu lama dan mungkin terlalu sulit secara teknis. Oleh karena itu untuk menggambarkan keberadaan mikroorganisme penting atau berbahaya tersebut dibuat metode pendeteksian mikroorganisme lain yang kehadirannya mengindikasikan mikroorganisme yang dituju. Mikroorganisme lain ini disebut indikator mikrobiologis. Indikator mikrobiologis tidak selalu berbentuk mikroorganisme, dapat juga hasil metabolit atau enzim yang dihasilkannya.  Jadi indikator mikrobiologis (microbiological indicator) adalah suatu kelompok mikroorganisme atau hasil metabolitnya yang ada dalam bahan pangan atau lingkungan dan mampu memberikan tingkatan gambaran mengenai potensi kualitas, higienitas atau masalah keamanan pangan.




BAB II. PENDAHULUAN

Pengujian mikrobiologi terhadap produk mi instan di PT. jakarana tama dilakukan terhadap total bakteri, kapang, khamir, koliform dan Eschericia coli. Pengujian.  untuk total bakteri, kapang dan khamir dilakukan di laboratorium mikrobiologi PT Jakarana Tama, namun untuk pengujian spesifik terhadap koliform dan Eschericia coli dilakukan di laboratorium eksternal setiap 3-6 bulan sekali. Pengujian mikrobiologi khususnya terhadap mikroba spesifik yang bersifat patogen perlu dilakukan untuk menjamin keamanan konsumen. Selain itu, kandungan mikroba awal yang terlalu tinggi dapat mengurangi umur simpan dari mi instan.
Secara garis besar dalam analisa mikrobiologi, peralatan yang digunakan adalah sebagai berikut: cawan petri, tabung reaksi, pipet, botol sample, gunting, pinset, bunsen burner, timbangan, inkubator, erlenmeyer, autoclave serta laminer. Peralatan yang digunakan untuk analisa harus melewati perlakuan pendahuluan seperti sterilisasi, hal ini dimaksudkan agar peralatan bebas dari makhluk hidup sehingga tidak mempengaruhi hasil analisa.


  1. Peralatan Laboratorium Mikrobiologi
Alat-alat yang biasa digunakan di dalam laboratorium mikrobiologi (baik laboratorium mikrobiologi pangan, mikrobiologi lingkungan atau  mikrobiologi farmasi) beserta penjelasan kegunaannya secara umum yang dikelompokkan  berdasarkan fungsinya, antara lain:
 Alat untuk keperluan inokulasi dan kultivasi mikroorganisme :
·         Cawan Petri
·         Tabung reaksi
·         Botol
·         Spreader (L rod) / hockey-stick-shape-glass-rod / glass spreader / Drigalsky spatulas
·         Glass beads
·         Pemutar cawan petri (Petri dish turntable)
·         Tabung durham
·         Media dispenser (glass repeating dispenser)
·         Jarum inokulum / ose (inoculating loops)
·         Pinset, gunting, pisau, spatula dan scalpel




Alat untuk penjagaan suhu dan penyimpan :
·         Inkubator
·         Waterbath
·         Refrigerator
·         Freezer
·         Sample container
·         Rak tabung reaksi
·         Desikator

Alat observasi dan penghitung
·         Mikroskop cahaya
·         Mikroskop stereo
·         Object glass dan cover glass
·         UV Cabinet
·         Colony counter

Selain persiapan pendahuluan pada peralatan, dalam analisa mikrobiologi juga diperukan persiapan pendahuluan untuk sampel yang akan dianalisa.dengan cara sebagai berikut:

1.      Persiapan Contoh
Disiapkan alat untuk persiapan contoh yang sudah steril, atau dapat disterilkan menggunakan bunsen burner setelah lebih dulu dibersihkan dengan alkohol 70%. Metode persiapan contoh sebagai berikut:

a.    Contoh dengan kemasan kertas atau plastik
     Pada bagian yang akan dibuka, bersihkan dengan alkohol 70% kemudian dibuka secara aseptik.

b.   Contoh dalam kemasan botol
Sumbat atau tutup botol dibersihkan dengan alkohol 70% lalu dipanaskan di api bunsen sebentar. Sumbat dibuka secara aseptik.

c.    Wadah Kaleng
Permukaan kaleng dicuci bersih dan terakhir dibersihkan dengan alkohol 70%. Bagian ini dilewatkan api, lalu buka secara aseptik.

2.        Homogenisasi Contoh

a.    Contoh bentuk kental (misal saus, kecap, pasta)
Dipipet sejumlah 5 mL atau ditimbang sejumlah 5 gram sample ke dalam erlenmeyer yang telah berisi 45 mL larutan BPDW hingga diperoleh pengenceran 10-1. Kocok dengan baik sampai homogen lalu dilanjutkan dengan pengenceran yang diperlukan.

b.   Contoh bentuk padat
Haluskan dengan blender atau tumbuk secara aseptis sejumlah sample padat (dengan perkiraan bobot > 5gram). Timbang 5 gram sample ke dalam erlenmeyer yang telah berisi 45 mL larutan BPDW hingga diperoleh pengenceran 10-1. Kocok dengan baik sampai homogen lalu dilanjutkan dengan pengenceran yang diperlukan.

c.    Contoh untuk pengujian khusus
Timbang dalam kantong plastik HDPE steril sejumlah 50 gram sample, haluskan.Tuang 450 mL BPDW steril sedikit demi sedikit hingga diperoleh pengenceran 10-1. Kocok dengan baik sampai homogen lalu dilanjutkan dengan pengenceran yang diperlukan. Suspensi ini dapat pula untuk analisa TPC, Kapang, juga Khamir.

Setelah semua perlakuan pendahuluan selesai, barulah analisa mikrobiologi bisa dilaksanakan, untuk mi instant ada 4 jenis parameter uji mikrobiologi, yaitu:

1.        Uji TPC (Total Plate Count)

Prinsip pengujian Total Plate Count adalah untuk menunjukkan jumlah mikroba yang terdapat dalam suatu produk dengan cara menghitung jumlah koloni bakteri yang ditumbuhkan pada media agar. Dalam pengujian ini media yang digunakan di PT. Jakarana Tama adalah PCA (Plate Count Agar), sedangkan untuk reagen adalah BPDW (Buffered Phosphate Distilled Water). Langkah yang dilakukuan untuk pengujian ini adalah sebagai berikut:
1.    Masukkan sebanyak 1 mL suspensi dari setiap pengenceran ke dalam cawan petri secara duplo.
2.    Tambahkan 15 – 20 mL PCA steril yang sudah didinginkan hingga suhu 45 ± 1oC pada masing – masing cawan yang sudah berisi suspensi. Supaya larutan dan media tercampur seluruhnya, lakukan pemutaran cawan ke depan dan ke belakang atau membentuk angka delapan dan diamkan sampai menjadi padat.
3.    Inkubasikan pada temperatur 34 – 36oC selama 24 – 48 jam dengan meletakkan cawan pada posisi terbalik.

Setelah diinkubasi, dilakukan perhitugan koloni pada setiap petri. Cara untukmenghitung koloni (interprestasi hasil) adalah:

1.      Hitung koloni pada setiap seri pengenceran kecuali cawan petri yang berisi koloni menyebar (Spreader Colonies). Pilih cawan yang mempunyai jumlah koloni 25 – 250. Hitung rata – rata jumlah koloni dan kalikan dengan faktor pengenceran. Nyatakan hasilnya sebagai jumlah bakteri per mililiter atau gram.

2.      Jika salah satu dari dua cawan petri terdapat jumlah koloni lebih kecil dari 25 atau lebih besar 250, hitung rata – rata jumlah koloni kalikan dengan faktor pengenceran, dan nyatakan hasilnya sebagai jumlah bakteri per milililiter atau gram.

3.      Jika hasil dari dua pengenceran jumlahnya berturut – turut terletak antara 25 – 250 koloni, hitung jumlah koloni dari masing – masing pengenceran, dan hitung rata – rata jumlah koloni dari kedua pengenceran tersebut. Jika jumlah yang tertinggi lebih besar dari dua kali jumlah yang terkecil, nyatakan jumlah yang kecil sebagai jumlah bakteri per mililiter atau gram.

4.      Jika rata – rata jumlah koloni masing – masing cawan petri tidak terletak antara 25 dan 250 koloni, hitung jumlah koloni seperti pada poin (1) dan (2), dan nyatakan sebagai jumlah bakteri per mililiter atau gram.

5.      Jika jumlah koloni dari semua pengenceran lebih dari 250 koloni, maka setiap dua cawan petri dengan pengenceran tertinggi dibagi ke dalam 2, 4, atau 8 sektor. Hitung jumlah koloni dalam satu bagian atau lebih. Untuk mendapatkan jumlah koloni dalam satu petri, hitung rata – rata jumlah koloni, dan kalikan dengan faktor pembagi dan pengenceran. Nyatakan hasilnya sebagai jumlah bakteri perkiraan per mililiter atau gram.

6.      Jika dalam 1/8 bagian cawan petri terdapat lebih dari 200 koloni, maka jumlah koloni yang didapat = 8 x 200 (1600), dikalikan dengan faktor pengenceran dan nyatakan hasilnya sebagai jumlah bakteri perkiraan per mililiter atau gram lebih besar dari jumlah yang didapat (lebih besar dari 1600 X faktor pengenceran).

7.      Jika tidak ada koloni yang tumbuh dalam cawan petri, nyatakan jumlah bakteri perkiraan lebih kecil dari 1 dikalikan degan pengenceran yang terendah (<10).



8.      Menghitung Spreader Colonies
Jenis Spreader Colonies yaitu:
a.         Merupakan rantai yang tidak terpisah – pisah.
b.         Perambatan yang terjadi di antara cawan petri dan media.
c.         Perambatan yang terjadi pada pinggir atau permukaan media.
Kalau hanya terjadi 1 perambatan (seperti rantai) maka koloni dianggap 1. Tetapi bila 1 atau lebih rantai terbentuk dan yang berasal dari sumber yang berpisah – pisah, maka tiap sumber dihitung sebagai 1 koloni.
Bila (b) dan (c) terjadi maka sebaiknya analisa diulang karena koloni dalam keadaan semacam ini sukar dihitung.

9.      Pembulatan Angka
Dalam melaporkan jumlah koloni atau jumlah koloni perkiraan hanya 2 angka penting yang digunakan, yaitu angka pertama dan kedua (dimulai dari kiri), sedangkan angka yang ketiga diganti dengan ‘0’ apabila kurang dari 5. Dan apabila 5 atau lebih, dijadikan 1 yang ditambahkan pada angka kedua.
Contoh :   523.000 dilaporkan sebagai 520.000 (5,2 X 105)
                  83.600 dilaporkan sebagai 84.000 (8,4 X 104)

2.        Uji Kapang dan Khamir

 Prinsip pengujian ini adalah mengamati dan menghitung Pertumbuhan kapang dan khamir dalam media yang cocok, setelah diinkubasikan pada suhu 36oC ± 1oC selama 2 X 24 jam. Reagen yang digunakan untuk analisa ini adalah Phosphate Buffered Dilution Water, sedangkan media yang digunakan adalah Potato Dextrose Agar (PDA).
Dalam melakukan analisa ini, sampel yang telah dipreparasi dan dihomogenisasi dipipet dari masing-masing contoh pengenceran sebanyak 1mL ke dalam cawan petri steril. Setelah itu dilakukan penuangan media PDA steril bersuhu 45oC ± 1oC sebanyak 15 – 20 mL ke dalam cawan petri dan goyangkan cawan petri sedemikian rupa sehingga campuran tersebar merata. Diamkan hingga beku, dan inkubasikan secara terbalik pada suhu 36oC ± 1oC selama 2 X 24 jam. Terakhir adalah melakukan pengamatan dan mitung koloni kapang – khamir yang tumbuh. Pengujian ini sekaligus bisa menetukan banyaknya kapang dan khamir suatu sampel, karena langkah analisa serta media yang sama, yang membedakan hanyalah penampakan fisik dari kapang dan khamir. Koloni kapang biasanya suram dan berbulu, sedangkan koloni khamir berwarna putih dan licin (bau asam).


3.        Uji E.coli, Coliform

Uji MPN (Most Probabel Number) Coliform
Terdiri dari uji presumtif (penduga) dan uji konfirmasi (peneguhan) dengan menggunakan media cair di dalam tabung reaksi dan dilakukan berdasarkan jumlah tabung positif. Pengamatan tabung positif dapat dilihat dengan timbulnya gas di dalam tabung durham.

Uji MPN (Most Probable Number) Escherichia Coli
Pengujian dilakukan dengan uji pendugaan, konfirmasi, serta isolasi – identifikasi.
Reagen dan media yang digunakan di perusahaan ini untuk pengujian e.coli – coliform adalah: Larutan BPDW (Buffered Phosphate Distilled Water), BGLBB (Brilliant Green Lactose Bile Broth), LSTB (Lauryl Sulfate Tryptose Broth), ECB (Escherichia Coli Broth), L – EMBA (Levine Eosin Methylene Blue Agar), PCA (Plate Count Agar)



A.           Metode Uji
1.      Uji presumtif Coliform – E.Coli
a.       Pipet masing – masing 1 mL dari setiap pengenceran ke dalam 3 seri tabung LSTB yang berisi tabung Durham.
b.      Inkubasi pada temperatur 35oC selama 24 jam sampai dengan 48 jam.
c.       Perhatikan adanya gas yang terbentuk di dalam tabung Durham. Hasil uji dinyatakan positif apabila terbentuk gas.

2.      Uji Konfirmasi

2.1  Uji Konfirmasi Coliform
a.       Pindahkan biakan positif dari uji presumtif dengan menggunakan ose ke dalam tabung BGLBB yang berisi tabung Durham
b.      Inkubasikan pada temperatur 35oC selam 48 ± 2 jam.
c.       Perhatikan adanya gas yang terbentuk di dalam tabung Durham. Hasil uji dinyatakan positif apabila terbentuk gas.
2.2  Uji Konfirmasi E.Coli
a.       Pindahkan biakan positif dari uji presumtif dengan menggunakan ose ke dalam tabung ECB yang berisi tabung durham.
b.      Inkubasikan ECB pada temperature 45,5oC selama 24 ± 2 jam. Jika hasilnya negatif, inkubasikan kembali selama 48 ± 2 jam.
c.       Perhatikan adanya gas yang terbentuk di dalam tabung Durham. Hasil uji dinyatakan positif apabila terbentuk gas.

3.       Interpretasi Hasil E.coli – Coliform
Banyaknya E.ColiColiform yang terdapat pada contoh uji diinterpretasikan dengan mencocokkan kombinasi jumlah tabung yang memperlihatkan hasil positif, berdasarkan nilai MPN. Kombinasi yang diambil, dimulai dari pengenceran tertinggi yang masih menghasilkan semua tabung positif, sedangkan pada pengenceran berikutnya terdapat tabung yang negatif. Kombinasi yang diambil terdiri dari tiga pengenceran. Nilai MPN contoh dihitung sebagai berikut:

MPN Contoh                      =  nilai MPN tabel   X faktor pengenceran yang ditengah (MPN/mL atau MPN/g)                  100

4.      Isolasi – identifikasi E.Coli
a.       Buat goresan pada media L – EMBA dari tabung ECB yang positif. Inkubasi pada temperatur 35oC selama 18 – 24 jam.
b.      Koloni yang diduga E.Coli berdiameter 2 – 3mm, warna hitam atau gelap pada bagian pusat koloni, dengan atau tanpa metalik kehijauan yang mengkilat pada media L – EMBA.
c.       Ambil koloni yang diduga dari masing – masing media L – EMBA dengan menggunakan ose dan pindahkan ke PCA miring pada temperatur  35oC selam 18 – 24 jam.

5.      Interpretasi Hasil Akhir

5.1  Jumlah Coliform dinyatakan berdasarkan hasil MPN.
5.2  Jumlah E.Coli dinyatakan berdasarkan hasil MPN dan uji isolasi – identifikasi.
Di perusahaan ini, selain dilakukan analisa mikrobiologi pada produk jadi, semi-finish good maupun produk trial juga dilakukuan Swab test. Swab test ini rutin dilakukan secara berkala seminggu sekali. Tujuan dari swab test ini, kita dapat mngetahui tingkat sanitasi pada mesin produksi serta hygyne personal dari para pekerja shingga tingkat kontaminasi mikroba secara eksternal pada produk dapat dikendalikan dan diketahui.























BAB III. PENUTUP

Pengujian mikrobiologi di industri pangan sangat penting karena ditujukan untuk mengetahui tingkat keamanan, kualitas, kesehatan produk ataupun pada saat food processing. Pengujian mikrobiologi juga merupakan factor penentu apakah suatu produk layak dikonsumsi atau tidak layak konsumsi, di dalam dunia industry makanan dan minuman pengujian ini merupakan salah satu factor apakah suatu produk dapat di release ke pasaran atau tidak, di PT.Jakarana Tama pengujian mikrobiologi dilakukan untuk beberapa produk misalnya mi blok, seasoning mi instan, saus, kecap, sarden, sosis dan otak-otak, semua produk tersebut apabila tidak memenuhi standar pada saat pengujian mikrobiologi maka produk tersebut akan di reject.    


Tidak ada komentar:

Posting Komentar