LAPORAN MIKROBIOLOGI
ANALISA MIKROBIOLOGI DI INDUSTRI
Oleh :
NAMA :
KELAS :
NIS :
KATA
PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan
yang maha esa atas
limpahan rahmat dan hidayahNya sehingga penulis mampu menyelesaikan Modul
Pembelajaran Mata Diklat Mikrobiologi ini.
Modul ini merupakan salah satu pedoman
pembelajaran bagi siswa agar para siswa akan lebih memahami materi yang
disampaikan oleh guru atau pembimbing.
Kebutuhan modul sangat penting
bagi semua sekolah pada umumnya dan Sekolah Kejuruan pada khususnya, terutama
yang terkait dengan aplikasi teori atau teknologi yang diberikan.
Secara garis besar mikrobiologi
adalah suatu ilmu yang mempelajarai semua jenis mikroba, baik yang termasuk ke
dalam golongan tumbuhan-tumbuhan maupun hewan, seperti bakteri, kapang, khamir,
ganggang dan protozoa.
Pengertian secara modern adalah
ilmu yang mempelajari tentang makhluk hidup yang diklasifikasikan sebagai
golongan terendah dari tumbuh-tumbuhan, yaitu bakteri, kapang dan khamir.
Dengan demikian mikrobiologi hasil pertanian adalah ilmu yang mempelajari
tentang bakteri, kapang dan khamir yang mempunyai sifat merusak hasil
pertanian, juga yang dapat digunakan di dalam pengolahan hasil pertanian.
Untuk tumbuh dan
berkembangbiaknya mikroorganisme dibutuhkan nutrisi yang sesuai dengan
sifat-sifat mikroorganisme dalam memanfaatkan nutrisi. Seperti halnya bakteri
misalnya yang senang dengan bahan berprotein.
Dalam modul ini akan dibahas bagaimana
cara menangkap mikroorganisme dari alam, baik bakteri, kapang maupun khamir.
Berdasarkan asalnya
mikroorganisme tersebar luas di alam ini, begitu pula medianya. Bakteri
biasanya berada di air, tanah maupun bahan berprotein, kapang biasanya hinggap
di kulit kayu atau bahan berkarbohidrat sedang khamir senang pada bahan yang
bergula misal pada buah-buahan.
Penyusun menyadari bahwa modul
ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun
sangat penyusun harapkan.
Semoga modul ini bermanfaat
dikemudian hari .
Temanggung, januari 2013
Penyusun
BAB I. PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Pada suatu bahan pangan atau pengujian aspek
lingkungan tentunya membutuhkan pendeteksian suatu mikroorganisme spesifik yang
bersifat berbahaya. Tujuannya yaitu untuk mengetahui seberapa jumlahnya atau
resiko yang mungkin ditimbulkan pada bahan pangan dan lingkungan. Namun banyak
hambatan jika pengujian ini dilakukan, misalnya belum tentu terdapat metode
yang sesuai untuk pengujiannya, jika dilakukan secara rutin maka biayanya akan
sangat besar, membutuhkan waktu lama dan mungkin terlalu sulit secara teknis.
Oleh karena itu untuk menggambarkan keberadaan mikroorganisme penting atau berbahaya
tersebut dibuat metode pendeteksian mikroorganisme lain yang kehadirannya
mengindikasikan mikroorganisme yang dituju. Mikroorganisme lain ini disebut
indikator mikrobiologis. Indikator mikrobiologis tidak selalu berbentuk
mikroorganisme, dapat juga hasil metabolit atau enzim yang dihasilkannya.
Jadi indikator mikrobiologis (microbiological indicator)
adalah suatu kelompok mikroorganisme atau hasil metabolitnya yang ada dalam
bahan pangan atau lingkungan dan mampu memberikan tingkatan gambaran mengenai
potensi kualitas, higienitas atau masalah keamanan pangan.
BAB II. PENDAHULUAN
Pengujian
mikrobiologi terhadap produk mi instan di PT.
jakarana tama dilakukan
terhadap total bakteri, kapang, khamir, koliform dan Eschericia coli. Pengujian. untuk total bakteri, kapang dan khamir
dilakukan di laboratorium mikrobiologi PT Jakarana Tama, namun untuk pengujian
spesifik terhadap koliform dan Eschericia
coli dilakukan di laboratorium eksternal setiap 3-6 bulan sekali. Pengujian
mikrobiologi khususnya terhadap mikroba spesifik yang bersifat patogen perlu
dilakukan untuk menjamin keamanan konsumen. Selain itu, kandungan mikroba awal
yang terlalu tinggi dapat mengurangi umur simpan dari mi instan.
Secara
garis besar dalam analisa mikrobiologi, peralatan yang digunakan adalah sebagai
berikut: cawan petri, tabung reaksi, pipet, botol sample, gunting, pinset,
bunsen burner, timbangan, inkubator, erlenmeyer, autoclave serta laminer.
Peralatan yang digunakan untuk analisa harus melewati perlakuan pendahuluan
seperti sterilisasi, hal ini dimaksudkan agar peralatan bebas dari makhluk
hidup sehingga tidak mempengaruhi hasil analisa.
- Peralatan Laboratorium Mikrobiologi
Alat-alat yang biasa digunakan di
dalam laboratorium mikrobiologi (baik laboratorium mikrobiologi pangan,
mikrobiologi lingkungan atau mikrobiologi farmasi) beserta penjelasan kegunaannya
secara umum yang dikelompokkan berdasarkan fungsinya, antara
lain:
Alat untuk keperluan inokulasi
dan kultivasi mikroorganisme :
·
Cawan Petri
·
Tabung reaksi
·
Botol
·
Spreader (L rod) / hockey-stick-shape-glass-rod / glass spreader /
Drigalsky spatulas
·
Glass beads
·
Pemutar cawan petri (Petri dish turntable)
·
Tabung durham
·
Media dispenser
(glass repeating dispenser)
·
Jarum inokulum / ose (inoculating loops)
·
Pinset, gunting, pisau, spatula dan scalpel
Alat untuk penjagaan suhu dan penyimpan :
·
Inkubator
·
Waterbath
·
Refrigerator
·
Freezer
·
Sample container
·
Rak tabung reaksi
·
Desikator
Alat observasi dan penghitung
·
Mikroskop cahaya
·
Mikroskop stereo
·
Object
glass dan cover glass
·
UV Cabinet
·
Colony counter
Selain
persiapan pendahuluan pada peralatan, dalam analisa mikrobiologi juga diperukan
persiapan pendahuluan untuk sampel yang akan dianalisa.dengan cara sebagai berikut:
1.
Persiapan Contoh
Disiapkan
alat untuk persiapan contoh yang sudah steril, atau dapat disterilkan
menggunakan bunsen burner setelah lebih dulu dibersihkan dengan alkohol 70%.
Metode persiapan contoh sebagai berikut:
a.
Contoh dengan kemasan kertas atau plastik
Pada bagian yang akan dibuka, bersihkan dengan
alkohol 70% kemudian dibuka secara aseptik.
b.
Contoh dalam kemasan botol
Sumbat
atau tutup botol dibersihkan dengan alkohol 70% lalu dipanaskan di api bunsen
sebentar. Sumbat dibuka secara aseptik.
c.
Wadah Kaleng
Permukaan kaleng
dicuci bersih dan terakhir dibersihkan dengan alkohol 70%. Bagian ini
dilewatkan api, lalu buka secara aseptik.
2.
Homogenisasi Contoh
a.
Contoh bentuk kental (misal saus, kecap,
pasta)
Dipipet
sejumlah 5 mL atau ditimbang sejumlah 5 gram sample ke dalam erlenmeyer yang
telah berisi 45 mL larutan BPDW hingga diperoleh pengenceran 10-1.
Kocok dengan baik sampai homogen lalu dilanjutkan dengan pengenceran yang
diperlukan.
b.
Contoh bentuk padat
Haluskan
dengan blender atau tumbuk secara aseptis sejumlah sample padat (dengan
perkiraan bobot > 5gram). Timbang 5 gram sample ke dalam erlenmeyer yang
telah berisi 45 mL larutan BPDW hingga diperoleh pengenceran 10-1.
Kocok dengan baik sampai homogen lalu dilanjutkan dengan pengenceran yang
diperlukan.
c.
Contoh untuk pengujian khusus
Timbang
dalam kantong plastik HDPE steril sejumlah 50 gram sample, haluskan.Tuang 450
mL BPDW steril sedikit demi sedikit hingga diperoleh pengenceran 10-1.
Kocok dengan baik sampai homogen lalu dilanjutkan dengan pengenceran yang
diperlukan. Suspensi ini dapat pula untuk analisa TPC, Kapang, juga Khamir.
Setelah
semua perlakuan pendahuluan selesai, barulah analisa mikrobiologi bisa dilaksanakan, untuk mi
instant ada 4 jenis parameter uji mikrobiologi, yaitu:
1.
Uji TPC (Total Plate Count)
Prinsip pengujian Total Plate Count adalah untuk menunjukkan
jumlah mikroba yang terdapat dalam suatu produk dengan cara menghitung jumlah
koloni bakteri yang ditumbuhkan pada media agar. Dalam pengujian ini media yang
digunakan di PT. Jakarana Tama adalah PCA (Plate
Count Agar), sedangkan untuk reagen adalah BPDW (Buffered Phosphate Distilled Water). Langkah yang dilakukuan untuk
pengujian ini adalah sebagai berikut:
1. Masukkan
sebanyak 1 mL suspensi dari setiap pengenceran ke dalam cawan petri secara
duplo.
2. Tambahkan
15 – 20 mL PCA steril yang sudah didinginkan hingga suhu 45 ± 1oC
pada masing – masing cawan yang sudah berisi suspensi. Supaya larutan dan media
tercampur seluruhnya, lakukan pemutaran cawan ke depan dan ke belakang atau
membentuk angka delapan dan diamkan sampai menjadi padat.
3. Inkubasikan
pada temperatur 34 – 36oC selama 24 – 48 jam dengan meletakkan cawan
pada posisi terbalik.
Setelah diinkubasi, dilakukan perhitugan
koloni pada setiap petri. Cara untukmenghitung koloni (interprestasi hasil)
adalah:
1. Hitung
koloni pada setiap seri pengenceran kecuali cawan petri yang berisi koloni
menyebar (Spreader Colonies). Pilih
cawan yang mempunyai jumlah koloni 25 – 250. Hitung rata – rata jumlah koloni
dan kalikan dengan faktor pengenceran. Nyatakan hasilnya sebagai jumlah bakteri
per mililiter atau gram.
2. Jika
salah satu dari dua cawan petri terdapat jumlah koloni lebih kecil dari 25 atau
lebih besar 250, hitung rata – rata jumlah koloni kalikan dengan faktor
pengenceran, dan nyatakan hasilnya sebagai jumlah bakteri per milililiter atau
gram.
3. Jika
hasil dari dua pengenceran jumlahnya berturut – turut terletak antara 25 – 250
koloni, hitung jumlah koloni dari masing – masing pengenceran, dan hitung rata
– rata jumlah koloni dari kedua pengenceran tersebut. Jika jumlah yang
tertinggi lebih besar dari dua kali jumlah yang terkecil, nyatakan jumlah yang
kecil sebagai jumlah bakteri per mililiter atau gram.
4. Jika
rata – rata jumlah koloni masing – masing cawan petri tidak terletak antara 25
dan 250 koloni, hitung jumlah koloni seperti pada poin (1) dan (2), dan
nyatakan sebagai jumlah bakteri per mililiter atau gram.
5. Jika
jumlah koloni dari semua pengenceran lebih dari 250 koloni, maka setiap dua
cawan petri dengan pengenceran tertinggi dibagi ke dalam 2, 4, atau 8 sektor.
Hitung jumlah koloni dalam satu bagian atau lebih. Untuk mendapatkan jumlah
koloni dalam satu petri, hitung rata – rata jumlah koloni, dan kalikan dengan
faktor pembagi dan pengenceran. Nyatakan hasilnya sebagai jumlah bakteri
perkiraan per mililiter atau gram.
6. Jika
dalam 1/8 bagian cawan petri terdapat lebih dari 200 koloni, maka jumlah koloni
yang didapat = 8 x 200 (1600), dikalikan dengan faktor pengenceran dan nyatakan
hasilnya sebagai jumlah bakteri perkiraan per mililiter atau gram lebih besar
dari jumlah yang didapat (lebih besar dari 1600 X faktor pengenceran).
7. Jika
tidak ada koloni yang tumbuh dalam cawan petri, nyatakan jumlah bakteri
perkiraan lebih kecil dari 1 dikalikan degan pengenceran yang terendah
(<10).
8. Menghitung
Spreader Colonies
Jenis Spreader Colonies yaitu:
a.
Merupakan rantai yang tidak terpisah – pisah.
b.
Perambatan yang terjadi di antara cawan petri
dan media.
c.
Perambatan yang terjadi pada pinggir atau
permukaan media.
Kalau hanya terjadi 1 perambatan (seperti
rantai) maka koloni dianggap 1. Tetapi bila 1 atau lebih rantai terbentuk dan
yang berasal dari sumber yang berpisah – pisah, maka tiap sumber dihitung
sebagai 1 koloni.
Bila (b) dan (c) terjadi maka sebaiknya
analisa diulang karena koloni dalam keadaan semacam ini sukar dihitung.
9. Pembulatan
Angka
Dalam melaporkan
jumlah koloni atau jumlah koloni perkiraan hanya 2 angka penting yang
digunakan, yaitu angka pertama dan kedua (dimulai dari kiri), sedangkan angka
yang ketiga diganti dengan ‘0’ apabila kurang dari 5. Dan apabila 5 atau lebih,
dijadikan 1 yang ditambahkan pada angka kedua.
Contoh : 523.000 dilaporkan sebagai 520.000 (5,2 X 105)
83.600 dilaporkan sebagai
84.000 (8,4 X 104)
2.
Uji Kapang dan Khamir
Prinsip
pengujian ini adalah mengamati dan menghitung Pertumbuhan kapang dan khamir
dalam media yang cocok, setelah diinkubasikan pada suhu 36oC ± 1oC
selama 2 X 24 jam. Reagen yang digunakan untuk analisa ini adalah Phosphate Buffered Dilution Water,
sedangkan media yang digunakan adalah Potato
Dextrose Agar (PDA).
Dalam melakukan
analisa ini, sampel yang telah dipreparasi dan dihomogenisasi dipipet dari
masing-masing contoh pengenceran sebanyak 1mL ke dalam cawan petri steril.
Setelah itu dilakukan penuangan media PDA steril bersuhu 45oC ± 1oC
sebanyak 15 – 20 mL ke dalam cawan petri dan goyangkan cawan petri sedemikian
rupa sehingga campuran tersebar merata. Diamkan hingga beku, dan inkubasikan
secara terbalik pada suhu 36oC ± 1oC selama 2 X 24 jam.
Terakhir adalah melakukan pengamatan dan mitung koloni kapang – khamir yang
tumbuh. Pengujian ini sekaligus bisa menetukan banyaknya kapang dan khamir suatu
sampel, karena langkah analisa serta media yang sama, yang membedakan hanyalah
penampakan fisik dari kapang dan khamir. Koloni kapang biasanya suram dan
berbulu, sedangkan koloni khamir berwarna putih dan licin (bau asam).
3.
Uji E.coli, Coliform
Uji MPN (Most Probabel Number) Coliform
Terdiri
dari uji presumtif (penduga) dan uji konfirmasi (peneguhan) dengan menggunakan
media cair di dalam tabung reaksi dan dilakukan berdasarkan jumlah tabung
positif. Pengamatan tabung positif dapat dilihat dengan timbulnya gas di dalam
tabung durham.
Uji
MPN (Most Probable Number) Escherichia Coli
Pengujian
dilakukan dengan uji pendugaan, konfirmasi, serta isolasi – identifikasi.
Reagen dan media
yang digunakan di perusahaan ini untuk pengujian e.coli – coliform adalah:
Larutan BPDW (Buffered Phosphate
Distilled Water), BGLBB (Brilliant
Green Lactose Bile Broth), LSTB (Lauryl
Sulfate Tryptose Broth), ECB (Escherichia
Coli Broth), L – EMBA (Levine Eosin
Methylene Blue Agar), PCA (Plate
Count Agar)
A.
Metode
Uji
1. Uji
presumtif Coliform – E.Coli
a.
Pipet masing – masing 1 mL dari setiap
pengenceran ke dalam 3 seri tabung LSTB yang berisi tabung Durham.
b.
Inkubasi pada temperatur 35oC
selama 24 jam sampai dengan 48 jam.
c.
Perhatikan adanya gas yang terbentuk di dalam
tabung Durham. Hasil uji dinyatakan positif apabila terbentuk gas.
2. Uji
Konfirmasi
2.1 Uji
Konfirmasi Coliform
a.
Pindahkan biakan positif dari uji presumtif
dengan menggunakan ose ke dalam tabung BGLBB yang berisi tabung Durham
b.
Inkubasikan pada temperatur 35oC
selam 48 ± 2 jam.
c.
Perhatikan adanya gas yang terbentuk di dalam
tabung Durham. Hasil uji dinyatakan positif apabila terbentuk gas.
2.2 Uji
Konfirmasi E.Coli
a. Pindahkan
biakan positif dari uji presumtif dengan menggunakan ose ke dalam tabung ECB
yang berisi tabung durham.
b. Inkubasikan
ECB pada temperature 45,5oC selama 24 ± 2 jam. Jika hasilnya
negatif, inkubasikan kembali selama 48 ± 2 jam.
c.
Perhatikan adanya gas yang terbentuk di dalam
tabung Durham. Hasil uji dinyatakan positif apabila terbentuk gas.
3. Interpretasi Hasil E.coli – Coliform
Banyaknya
E.Coli – Coliform yang terdapat pada contoh uji diinterpretasikan dengan
mencocokkan kombinasi jumlah tabung yang memperlihatkan hasil positif,
berdasarkan nilai MPN. Kombinasi yang diambil, dimulai dari pengenceran
tertinggi yang masih menghasilkan semua tabung positif, sedangkan pada
pengenceran berikutnya terdapat tabung yang negatif. Kombinasi yang diambil
terdiri dari tiga pengenceran. Nilai MPN contoh dihitung sebagai berikut:
MPN Contoh = nilai MPN tabel X faktor pengenceran yang ditengah
(MPN/mL atau MPN/g) 100
4. Isolasi
– identifikasi E.Coli
a. Buat
goresan pada media L – EMBA dari tabung ECB yang positif. Inkubasi pada
temperatur 35oC selama 18 – 24 jam.
b. Koloni
yang diduga E.Coli berdiameter 2 – 3mm, warna hitam atau gelap pada bagian
pusat koloni, dengan atau tanpa metalik kehijauan yang mengkilat pada media L –
EMBA.
c.
Ambil koloni yang diduga dari masing – masing
media L – EMBA dengan menggunakan ose dan pindahkan ke PCA miring pada
temperatur 35oC selam 18 – 24
jam.
5. Interpretasi
Hasil Akhir
5.1 Jumlah
Coliform dinyatakan berdasarkan hasil MPN.
5.2 Jumlah
E.Coli dinyatakan berdasarkan hasil MPN dan uji isolasi – identifikasi.
Di
perusahaan ini, selain dilakukan analisa mikrobiologi pada produk jadi,
semi-finish good maupun produk trial juga dilakukuan Swab test. Swab test ini
rutin dilakukan secara berkala seminggu sekali. Tujuan dari swab test ini, kita
dapat mngetahui tingkat sanitasi pada mesin produksi serta hygyne personal dari para pekerja shingga tingkat kontaminasi
mikroba secara eksternal pada produk dapat dikendalikan dan diketahui.
BAB
III. PENUTUP
Pengujian
mikrobiologi di industri pangan sangat penting karena ditujukan untuk
mengetahui tingkat keamanan, kualitas, kesehatan produk ataupun pada saat food processing. Pengujian mikrobiologi juga merupakan factor penentu apakah
suatu produk layak dikonsumsi atau tidak layak konsumsi, di dalam dunia
industry makanan dan minuman pengujian ini merupakan salah satu factor apakah
suatu produk dapat di release ke
pasaran atau tidak, di PT.Jakarana Tama pengujian mikrobiologi dilakukan untuk
beberapa produk misalnya mi blok, seasoning mi instan, saus, kecap, sarden,
sosis dan otak-otak, semua produk tersebut apabila tidak memenuhi standar pada
saat pengujian mikrobiologi maka produk tersebut akan di reject.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar